Pemerintah Sudah Tenderkan Pembangunan Tangki LPG di Indonesia Timur

pembangunan tangki LPG
Pembangunan empat kilang Liquefied Petroleum Gas (LPG) berkapasitas total 6.000 metric ton kini memasuki tahap lelang. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menunjuk PT Pertemina (Persero) untuk melakukan kajian front end engineering design (FEED).  Tangki LPG berkapasitas total 6.000 metric ton dibangun dengan anggaran Rp. 871,45 miliar yang Rp. 174,29 miliar diantaranya menggunakan APBN 2016, 622,87 miliar dari APBN 2017 dan 43,92 miliar yang berasal dari APBN 2018.

Adapun empat lokasi pembangunan LPG yaitu :
  1. Jayapura berkapasitas 2 x 1.000 ditambah jetty total anggaran Rp. 219,6 miliar.
  2. Wayame berkapasitas 2 x 1.000 ditambah jetty total anggaran Rp. 219,6 miliar.
  3. Tenai berkapasitas 2 x 500 dengan total anggaran Rp. 214,5 miliar
  4. Bima berkapasitas 2 x 500 ditambah jetty total anggaran Rp. 217,75 miliar

Rencana pembangunan tangki sejalan dengan perluasan distribusi tertutup LPG yang akan menyentuh Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara dan Papua. oleh karena itu, pembiayaan proyek berasal dari pemerintah.

Sebelumnya, Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan konsumsi tahun ini sebesar 5,5 juta metric ton yang naik sebesar 11% dari tahun sebelumnya yaitu 4,9 juta metric ton.

Sementara, dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 ditargetkan bisa menyalurkan 6,6 juta metric ton atau naik sebesar 14%. Adapun sejak dicanangkan 8 tahun lalu kini telah beredar 89 juta metric ton di Indonesia wilayah barat dan tengah.

Meskipun masih terdapat wilayah yang belum tersentuh, pihaknya belum bisa amemastikan apakah wilayah ini akan menjadi sasaran di tahun ini karena harus mengikuti penugasan dari pemerintah.

Konversi kecuali NTT, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan beberapa wilayah kecil. Kita masih menunggu dari pemerintah apakah ada konversi di wilayah-wilayah baru.

Tren konsumsi gas melon cenderung stabil karena masyarakat beralih mengikuti pilihan pribadu di samping kian menurunnya pasokan minyak tanah.

Sumber : bisnis.com

No comments: