Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, karena persoalan Blok Masela, lembaga yang seharusnya mengurusi soal minyak dan gas (migas), kini harus mengurusi urusan galangan kapal. amien menyebutkan, pada pengembangan Blok Masela baik pengembangannya di darat maupun di laut, dibutuhkan kapal yang besar untuk mengangkut kondensat yang volumenya mencapai 24 juta barel per hari dari seluruh produksi gas di blok tersebut.
SKK Migas ini tugasnya mengurusi minyak dan gas. Gara gara urusan dengan blok Masela, SKK Migas jari pelajari galangan kapal di Indonesia. kata Amin di GBHN Nusantara V, Rabu 2/3/2016.
Amin menambahkan, total industri galangan kapal yang ada di Indonesia berejumlah 179 dengan yang memiliki potensi hanya 10 galangan kapal yang lebar galangan 340 meter. Namun, kapal yang dibutuhkan untuk Blok Masela lebih dari itu.
Nantinya, kapal yang akan digunakan akan mengangkut kondensat di Blok Masela dibuatkan oleh pabrik asal Korea Selatan. Pabrik di Batam tidak mungkin digunakan baja Indonesia kalau tidak tahu baha Indonesia bisa masuk apa nggak. Jadi SKK Migas ya datang ke Krakatau Steel, bagaimana spectnya. Ini nggak ada yang perhatikan ini, maka SKK Migas yang mengurusi. tukasnya.
Sumber : okezone.com
No comments:
Post a Comment