Mengenali dan Mengatasi Kebiasaan Karyawan Menunda-Nunda Pekerjaan

Banyak kebiasaan buruk karyawan yang bisa menghambat kinerjanya dan performa tim. Lebih buruk lagi, terkadang karyawan tersebut tidak menyadari bahwa dia memiliki bad habit yang harus diperbaiki bahkan seringkali menunjukkan sikap defensif saat rekan kerjanya atau Anda sebagai atasannya menunjukkan hal ini.
Salah satu 'penyakit menahun' yang sering menghampiri karyawan adalah adalah kebiasaan untuk menunda-nunda pekerjaan yang acapkali menjengkelkan rekan sesama tim dan tentu saja Anda sebagai atasannya.

Padahal jika dicermati lagi, karyawan tersebut memiliki latar belakang yang cukup mengesankan; berbakat, kreatif dan berpendidikan. Namun kebiasaan buruknya yang suka menunda-nunda pekerjaan justru membuat kelebihannya tak tampak, tertutup oleh kenyataan bahwa ia sering gagal menyelesaikan tugas sesuai tenggat. Bagaimana mengenali procastinator atau si tukang tunda ini? Ada beberapa gejala yang membantu Anda untuk segera mengenali dan mengatasinya.
  1. Karyawan ini selalu menyebutkan bahwa ia sibuk, sedang mengerjakan suatu proyek namun tidak bisa menyampaikan progress pekerjaannya kepada Anda.
  2. Ketika mendekati tenggat karyawan tersebut terlihat terburu-buru menyelesaikan pekerjaannya.
  3. Hasil pekerjaan yang tidak maksimal walaupun Anda tahu bahwa karyawan tersebut memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih dari cukup untuk menyelesaikan tugas ini.
  4. Saat dikonfrontir soal pekerjaannya karyawan tersebut akan memberikan berbagai alasan seperti membutuhkan waktu untuk riset, waktu yang tidak cukup, pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidangnya.
Jika karyawan Anda menunjukkan semua gejala tersebut, ditambah dengan keluhan dari rekan kerjanya dan ada bukti bahwa kebiasaannya mulai mengganggu kinerja tim, maka sudah saatnya Anda melakukan hal-hal berikut ini :

1. Adakan pertemuan khusus bersama karyawan tersebut. 
Lalu tanyakan apakah dia memperhatikan ada pola kerja tertentu yang dilakukannya yang sudah mengganggu ritme kerja rekan kerja dan produktifitas tim. Seringkali mereka tidak menyadari bahwa sikap mereka salah dan mempengaruhi performa anggota tim lainnya. Lalu amati respon yang ia berikan. Jika karyawan tersebut cenderung untuk menyalahkan orang lain atau perusahaan maka bantulah untuk 'meluruskan' pandangannya agar kembali fokus bahwa yang memegang kontrol atas pekerjaannya adalah dirinya sendiri. 
Jika karyawan tersebut terlihat meremehkan persoalan bahkan menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa maka tegaskan lagi tentang goal tim dan bagaimana kebiasaan buruknya bisa mempengaruhi produktifitas perusahaan. Tunjukkan bukti akibat dari kebiasaan buruknya seperti performa tim yang menurun, kinerja tim yang terganggu karena kebiasaannya atau secara ekstrim, Anda juga bisa menunjukkan dengan angka akibat dari kebiasaannya seperti kegagalan mencapai target.

2. Tawarkan bantuan untuk mengatasi masalah ini. Banyak hal yang bisa menyebabkan kebiasaan menunda-nunda dan salah satunya adalah kecenderungan untuk jadi seorang perfeksionis, perasaan rendah diri bahwa dia tidak mampu mengerjakan tugas tersebut atau ketidakmampuan untuk mengelola waktu dengan efisien. Diskusikan hal yang bisa ia lakukan untuk mengatasi hal ini seperti bersama-sama membuat list to do setiap hari, membuat daftar prioritas, mengajukan diri untuk jadi mentor dalam hal manajemen waktu bahkan Anda bisa menyarankan beberapa konsultan yang bisa membantu mengatasi masalah dari perfeksionismenya.

3. Jadwalkan pertemuan lanjutan setiap minggu untuk menindaklanjuti dan memonitor perkembangan karyawan tersebut. 
Keep them under your eyes sampai Anda benar-benar yakin bahwa ada perbaikan dari kebiasaan buruknya tersebut.

4. Jika karyawan tersebut menyebutkan ada masalah lain sebagai penyebab kebiasaan procrastination seperti depresi, masalah rumah tangga atau masalah keluarga segera sarankan untuk mengambil cuti.

Remember!
Waktu adalah salah satu modal utama kesukesan team Anda. So, manage-lah waktu Anda dan team Anda dengan baik.

No comments: